Selasa, 18 Oktober 2011

lap akhir

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator penting dalam menentukan kualitas suatu negara adalah dengan melihat kualitas sumber daya manusia negara tersebut. Semakin rendahnya kualitas sumberdaya manusia atau dalam hal ini adalah penduduk maka semakin rendah pula kualitas suatu negara tersebut dan begitupun sebaliknya. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah tidak akan berarti apabila tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik.
Salah satu parameter yang dapat digunakan dalam menentukan kualitas sumber daya manusia adalah dari aspek kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2003:146), Demikian pula pada pemecahan masalah kesehatan itu sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya.
Pada dasarnya kesehatan menyangkut dari semua segi kehidupan, baik dimasa lalu, sekarang maupun masa yang akan datang. Upaya kesehatan yang semula hanya berupaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang menjadi suatu kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat. Dengan peran masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitas), yang bersifat menyeluruh, artinya saling terkait antara upaya satu dengan yang lainnya, sehingga tercapai hidup sehat. Menurut teori Blum, 1990 (dalam Aprianita, 2009:), kesehatan dipengaruhi empat faktor yaitu lingkungan, perilaku, palayanan kesehatan dan genetika. Lingkungan menempati urutan pertama sehingga usaha pengendalian terhadap lingkungan untuk pencegahan penyakit sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi.
Salah satu indikator penting dalam penentuan kualitas kesehatan masyarakat adalah dengan melihat tingkat kesehatan balita. Baik itu tingkat kematian kualitas gizi maupun kesehatan balita itu sendiri. Rendahnya kualitas kesehatan balita menjadi indikator kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan balita tersebut. Semakin tingginya tingkat kematian balita dan rendahnya kualitas kesehatan balita, menunjukkan semakin rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan balita.
Pneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah, merupakan penyebab kematian utama pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita), khususnya di negara-negara berkembang. Menurut Mardjanis (dalam Misnadiarly, 2008 :28), Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita. Di seluruh dunia setiap tahun terjadi lebih 2 juta kematian balita karena Pneumonia (kapanlagi.com.2008).
Di Indonesia, Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Menurut Direktur Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) (dalam Tempo interaktif 2010, mortalitas Pneumonia pada 2005 mencapai 23,6 persen. Diperkirakan sebanyak 860.000 balita meninggal setiap tahunnya atau sekitar 98 anak setiap jam. Dari laporan subdit ispa ditjen p2m-pl depkes RI tahun 2007 (dalam kapanlagi.com 2008), dari 31 provinsi ditemukan 477.429 anak balita dengan Pneumonia atau 21,52 % dari jumlah seluruh balita di indonesia. proporsinya 35,02 % pada usia di bawah satu tahun dan 64,97 % pada usia satu hingga empat tahun.
Salah satu daerah yang memiliki kejadian Pneumonia basar di Indonesia adalah kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik merupakan salah satu wilayah di Jawa timur yang menjadi wilayah perkembangan kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Penyakit Pneumonia merupakan salah satu penyakit utama yang masuk dalam 10 daftar penyakit utama pada balita di kabupatan Gresik. Untuk melihat jelas gambaran penyakit Pneumonia di kaupaten Gresik dapat dilihat pada table 1.1 dibawh ini.

TABEL 1.1. PENYAKIT PADA BALITA DI KABUPATEN GRESIK
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
1 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas 25735
2 Diare 8093
3 Penyakit lain pada saluran pernafasa atas 5933
4 Pneumonia 5025
5 Penyakit kulit alergi/dermatitis/eksim 4214
6 Typus 2232
7 Tonsilitis 2093
8 Acne vulgaris, piodermi,ulkus tropika 1013
9 Bronkitis 890
10 Disentri, amubaisis 818
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik Januari - oktober Tahun 2010

Dari table diatas diketahui bahwa penyakit peneumonia pada balita di kabupaten Gresik dari Januari-Oktober tahun 2010 menempati urutan ke empat penyakit tertinggi pada balita. Ini membuktikan bahwa penyakit ini merupakan salah satu penyakit utama pada balita di kabupaten Gresik.
Penyakit Pneumonia di kabupaten Gresik tersebar di seluruh wilayah kabupaten baik di pusat kota maupun di perdesaan. Dari keseluruhan penyakit Pneumonia yang terjadi di Kabupaten Gresik, Kecamatan Gresik merupakan kecamatan dengan kecenderungan terjadinya penyakit Pneumonia yang paling tinggi. Seperti yang terlihat pada table kecenderungan penyakit Pneumonia di bawah ini :
Tabel 1.2. Kecenderungan Penyakit Pneumonia di Kabupaten Gresik
Kecamatan 2008 2009 10-Oct
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Wringinanom 41 1.81 64 1.20 137 2.73
Driyorejo 23 1.01 277 5.18 539 10.73
Kedamean 39 1.72 49 0.92 30 0.60
Meganti 110 4.85 52 0.97 49 0.98
Cerme 219 9.65 403 7.53 478 9.51
Benjeng 269 11.85 435 8.13 553 11.00
Balongpanggang 31 1.37 403 7.53 351 6.99
Duduk Sampean 15 0.66 92 1.72 25 0.50
Kebumas 248 10.93 251 4.69 149 2.97
Gresik 909 40.04 1848 34.55 1464 29.13
Manyar 0 0.00 498 9.31 278 5.53
Bungah 0 0.00 214 4.00 209 4.16
Sedayu 16 0.70 30 0.56 0 0.00
Dukun 219 9.65 329 6.15 486 9.67
Panceng 23 1.01 0 0.00 0 0.00
Ujung Pangkah 83 3.66 384 7.18 247 4.92
Sangkapura 25 1.10 19 0.36 6 0.12
Tambak 0 0.00 1 0.02 24 0.48
2270 100.00 5349 100.00 5025 100.00
Sumber : Dinas kesehatan Kabupaten Gresik tahun 2010
Dari tabel diatas diketahui bahwa selama tiga tahun terakhir terjadi kenaikan kejadian penyakit Pneumonia pada balita di kabupaten Gresik, Sedangkan kecenderungan penyakit Pneumonia terbanyak berada di kecamatan Gresik. Dan dari seluruh kejadian Pneumonia di kabupaten Gresik hampir 29,13% berada di kecamatan Gresik.
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari puskesmas di kecamatan Gresik diketahui bahwa desa Tlogopojok yang pada dasarnya dekat dengan kawasan Industri, prevalensi kejadian penyakit pneumonia lebih kecil (12.48%) dibandingkan desa yang relatif lebih jauh dari kawasan industri seperti desa Pekauman yang memiliki prevalensi kejadian penyakit sebesar 19% dari jumlah penderita balita. Seperti yang terlihat pada table berikut :
Tabel Data penderita Pneumonia balita di kecamatan gresik
PUSKESMAS DESA JUMLAH BALITA PENDERITA PNEUMONIA PROSENTASE
ALON-ALON KRAMAT INGGIL * 216 44 20.37
SIDO RUKUN ** 353 22 6.23
PULO PANCIKAN *** 532 115 21.62
GAPURO ** 234 26 11.11
TLOGOBENDUNG ** 244 47 19.26
PEKAUMAN ** 169 33 19.53
BEDILAN *** 379 50 13.19
PEKELINGAN ** 207 41 19.81
KEBONGSON *** 197 59 29.95
KEMUTERAN ** 191 21 10.99
KROMAN ** 343 58 16.91
INDUSTRI SIDO KUMPUL * 1028 70 6.81
SUKORAME * 583 62 10.63
TLOGO PATUT * 353 26 7.37
NGIPIK * 172 17 9.88
TRATE * 267 17 6.37
KARANG POH * 419 2 0.48
NELAYAN TLOGO POJOK * 617 77 12.48
SUKODONO * 166 4 2.41
LUMPUR * 487 21 4.31
K. TURI * 527 19 3.61
Keterangan : * Kawasan Industri
** Bukan Kawasan Industri
*** Kawasan Pelabuhan
Sumber : Puskesmas Nelayan, Industri, dan Alun-alun 2010
Kelurahan Tlogopojok merupakan daerah kawasan Industri PT Petrokima Gresik. Pada daerah tersebut merupakan daerah tempat berdirinya pabrik Petrokimia yang berproduksi selama 24 jam. Secara teoritis daerah yang dekat kawasan industri prosentase penyebab penyakit pneumonia semakin besar, namun berbeda dengan Kelurahan Tlogopojok yang prosentase penyakit pneumonia yang relative kecil. Penyakit pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang salah satu penyebabnya adalah debu dan asap yang bersal dari industri. Sedamgkan Kelurahan Pekaumaan merupakan daerah bukan kawasan industri PT Petrokimia Gresik. Secara teoritis apabila daerah tersebut jauh dari kawasan industri atau bukan kawasan industri maka prosentase terjadinya penyakit pneumonia akan semakin kecil. Namun dari data diatas menunjukka bahwa prosentase penyakit pneumonia relative besar.
Dari latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pola Persebaran Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kawasan Industri Dan Bukan Kawasan Industri Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola persebaran penyakit Pneumonia di kawasan Industri kecamatan gresik kabupaten Gresik?
2. Bagaimana pola persebaran penyakit Pneumonia di kawasan Industri bukan kecamatan gresik kabupaten Gresik?
3. Dimana letak pusat persebaran penyakit Pneumonia di kawasan Industri Kecamatan Gresik kabupaten Gresik?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Pola persebaran penyakit Pneumonia di kawasan Industri kecamatan Gresik kabupaten Gresik.
2. Mengetahui Pola persebaran penyakit Pneumonia di kawasan Industri bukan kecamatan Gresik kabupaten Gresik.
3. Mengetahui letak pusat persebaran penyakit Pneumonia di kawasan Industri kecamatan Gresik kabupaten Gresik.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai dasar penelitian sejenis yang lebih detail dan dapat memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan hubungannya dengan kejadian Pneumonia pada balita

2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai pola kejadian penyakit pneumonia di kawasan industri dan bukan kawasan industri kaitannya dengan kejadian Pneumonia di kecamatan Gresik sehingga akan berguna bagi pemegang kebijakan dalam hal ini dinas terkait dalam mengangni penyakit Pneumonia pada balita di kabupaten Gresik pada umumnya dan kecamatan Gresik pada khususnya.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pneumonia
Pneumonia merupakan masalah kesehatan dunia karena angka kematian tinggi. Kematian akibat Pneumonia ini tidak saja ada di Negara berkembang tetapi juga di Negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa.
Pneumonia ialah istilah yang dipakai untuk peradangan jaringan paru-paru. Gejala berupa menggigil, demama, sakit kepala dan batuk yang mengeluarkan riak, dan sesak nafas. Pada anak sering disertai muntah-muntah. Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchoPneumonia). Menurut Behraman (1996:883) Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan kebanyakan kasus disebabkan oleh mikro tetapi ada sejumlah penyebab non infeksi yang kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Pemyebab non infeksi ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada aspirasi makana dan asam lambung, benda asing, hidrokarbon, dan bahan lipoid; reaksi hipersensitivitas dan pneumonitis akibat obat atau radiasi.
Sedangkan menurut Misnadiaryl, 2008 : 11, Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung kemampuan menyerap oksigen menjadi kurnag. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bias bekerja. Karena inilah, selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh, penderita juga bias meninggal.
Sedangkan menurut Hood Alsagaff dan Abdul Mukty (1995, 122) Pneumonia adalah keradangan perekim paru dimana asinus terisi dengan cairan dan sel dinding, dengan / atau tanpa disertai infeksi sel radang dalam dinding alveoli dan rongga interstisium.



B. Diagnosis dan Penyebab Pneumonia
Diagnosis Pneumonia pada balita didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas dan disertai adanya peningkatan frekuensi nafas sesuai umur. Nafas cepat ditentukan dengan cara menghitung frekuensi pernafasan. Sedangkan diagnosis Pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam pada umur 2 bulan - < 5 tahun, pada kelompok umur <2 bulan, ditandai dengan adanya nafas cepat yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Batas napas cepat batas nafas cepat untuk anak usia 2-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk anak usia 1-4 tahun adalah 40 kali permanen atau lebih (Ditjen PPM dan PLP Depkes RI, 1993 dalam Nurjanah 2003).
Penyebab Pneumonia adalah kuman Pneumococcus, Stafilococcus, Streptococcus atau virus, selain itu minyak tanah atau bensin yang tertelan dapat pula menyebabkan terjadinya Pneuomonia (Oswari, 1995 :203). Di Negara berkembang, Pneumonia lebih sering disebabkan oleh vakteri Streptococcus Pneumonia dan Hemophylus influenza. Sedangkan di Negara maju, pnemunia pada anak sering disebabkan oleh virus Bahan kimia seperti asoirasi bahan makanan atau susu dan keracunan hidrokarbon.
Hood Alsagaff dan Abdul Mukty (1995:122) menggolongkan penyebab Pneumonia menjadi dua yaitu Pneumonia yang disebabkan karena infeksi dan Pneumonia yang dsebabkan karena bahan-bahan lain.
1. Pneumonia Lipid:
Pneumonia yang disebabkan aspirasi minyak mineral
2. Pneumonia Kimiawi (Chemical Pneumonitis):
Inhalasi bahan-bahan organic dan anorganik atau uap kimia seperti berilium.
3. Extrinsic allergic alveolitis:
Inhalasi bahan debu yang mengandung allergen yang terdapat pada ampas tebu di pabrik gula.
4. Pneumonia karena obat:
Nitrofurantoin, busulfan, metotreksat.
5. Pneumonia karena radiasi

6. Pneumonia dengan penyebab tidak jelas:
Desquamative interstitial Pneumonia, easinofilic Pneumonia.

Untuk Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel : 2.1
Kelompok Mikroorganisme Penyebab Pneumonia
Group Penyebab Tipe Pneumonia
Bakteri - Streptokokus Pneuminia
- Streptokokus piogenes
- Stafilokokus aereus
- Klebsiela Pneumonia
- Esrikia koli
- Yersinia koli
- “Legionnaires” bacillus Pneumonia bacterial





Legionnaires desiase
Aktinomosetes - A. Israeli
- Nokardia asteroides Aktinomikosis pulmonal
Nokardiosis pulmonal
Fungi - Kokidiodes imitis
- Hiptoplasma kapsulatum
- Blastomises dermatitidis
- Aspergilus
- Fikomisetes Kokidioidomikokis
Hisplasmosis
Blastomikosis
Aspergilosis
Mukormikosis

Riketsia Koksiela Burnetti Q fever
Klamidia Klamidia psittaci Psitakosis
Ornitosis
Mikoplasma Mikoplasma Pneumonia Pneumonia mikoplasma
Virus Influenza Virus
Respiratory syncytial Adenovirus Pneumonia Viral
Protozoa Pneumosistis Karinii Pneumonia pnemosistis (Pneumonia plasma sel)



C. Jenis-jenis Pneumonia
a. Pneumonia Pneumokok
Pneumonia pnuumokok merupakan suatu infeksi paru akut yang dapat menyebabkan Pneumonia lobaris atau bronkoPneumonia. Timbulnya beberapa hari setelah penderita mengalami infeksi saluran pernapasan bagian bawah. Penderita-penderita dengan hipogamaglobulinemia peka pterhadap infeksi ini, begitu juga dengan peminum alkohol.
Gejala yang diderit adalah penderita merasa badannya panas dingin disertai menggigil dan disusul dengan peningkatan panas badan 400C. selain itu juga penderita mengalami panas badan meninggi pada pagi dan sore hari. Selain itu 75% penderita mengalami batuk-batuk yang disertai dahak berwarna merah coklat. Kadang-kadang batuk juga disertai dengan darah. Kemudian terasa nyeri pada dada dan pluritik dirasakan waktu menarik nafas.

b. Pneumonia Streptokok
Kuman Pneumonia ini disebabkan oleh Pneumonia sterptokokus beta hemolitik group A. Kejadian Pneumonia yang disebabkan oleh Streptokokus dan penyulit bakteriemia yang timbul karena Pneumonia streptokok menurun setelah pemakaian penisilin. sering dijijumpai kematian pada jenis Pneumonia ini. Dan umumnya mengenai kelompok umur tertentu yaitu orang muda, usia lajut dan pada kelompok anak debil.
Pneumonia streptokokok timbul secara mendadak, disertai menggigil, panas badan meningkat dan batuk yang banyak mengeluarkan dahak. Pada penderita Pneumonia streptokok sering dijumpai batuk darah serta nyeri dada.

c. Pneumonia Stafilokok
Penyebab utama Pneumonia jenis ini adalah Strafilokok aereus. Pneumonia jenis ini biasanya menyerang pada bayi dan anak-anak di bawah umur dua tahun, penderita yang pernah mengalami operasi sebelumnya dan sering terjadi infeksi pada kulit oleh karena stafilokok, penderita dengan penyakit paru kronis seperti tuberculosis, kanker, kritis fibrosis yang mengalami infeksi, serta pada penderita yang mengalami infeksi virus influenza.
Pada Pneumonia jenis ini dapat terjadi penyebaran sekunder (staphylococcus Pneumonia melalui aliran darah ke organ lain sehingga dapat terjadi endokarditis dan bakteriemia (prolonged stapphylococ bacteriemia). Infeksi Stafilokok aureus sering menyebabkan kerusakan jaringan dan absesi. Kerusakan jaringan atau destruksi parenkim paru merupakan keadaan rawan untuk terjadi pneumotoraks spontan, pio-pneumotoraks. Sedangkan kerusakan jaringan dan bases paru bila sembuh akan menimbulkan kista paru (pneumatocele).
Gejala yang timbul akibat Pneumonia stafilokok tidak mendadak, terutama pada penderita yang berada di luar rumah sakit, dan terjadi setelah penderita mengalami infeksi virus influenza. Panas badan terasa konstan, dirasakan naik turun dan timbul di luar serangan. Penderita merasakan nyeri pleuritik, menggigil batuk yang produktif dengan dahak yang purulen atau blood streak. Pada sebagian kecil penderita terdapat batuk darah. pada penderita rawat ina, infeksi sekunder oleh stafilokok biasanya timbul mendandak. Kemudian pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita tampak sakit keras, takipne, takikardi.

d. Pneumonia Klabsiela Atau Friedlanders’s
Klebsiela Pneumonia merupakan 2% dari keseluruhan penderita Pneumonia bakteri yang dirawat di rumah sakit. Timbul mendadak dan disertai panas badan, batuk-batuk dan nyeri dada. Pada sebagian kecil penderita menunjukkan batuk produktif dengan riak yang kental, seperti gelatin dan berwarna merah. Kebanyakan penderita mengeluarkan riak kental, berwarna hijau, purulen dan kadang-kadang dengan darah atau dengan batuk darah profus. Secara fisik, penderita tampak sakit, disertai sesak berat, takipneu, sianosis dan hipotensi. Dsertai tanda-tanda dari konsolidasi.

D. Kawasan Industri
Istilah industri sering diidentikan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam pengertian yang lebih luas, industri dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan bersifat komersial untuk memenuhi kebutuhan hidup (Mamat Ruhimat dan Mustar :29)
Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya. Secara umum definisi mengenai industri bermacam-macam namun pada dasarnya pengertiannya tidak berbeda satu sama lainnya, adapun definisi menurut Sukirno adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor sekunder. Kegiatan itu antara lain adalah pabrik tekstil, pabrik perakitan dan pabrik pembuatan rokok. Dari beberapa pengertian industri maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa industri adalah kumpulan dari beberapa perusahaan yang memproduksi barang-barang tertentu dan menempati areal tertentu dengan output produksi berupa barang atau jasa.
Terminologi Kawasan Industri (menurut BPPIP-Deperindag) sesuai dengan Keppres 53 tahun 1989, dan telah diperbaiki dengan Keppres 41 tahun 1996 tentang Kawasan Industri :
a. Pengertian Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang memiliki Ijin Usaha Kawasan Industri.
b. Terminologi Kawasan Industri di Indonesia sering disebut dengan istilah Industrial Estate sementara di beberapa negara digunakan istilah Industrial Park
c. Berdasarkan pengertian di atas, suatu areal industri dapat menggunakan istilah Industrial Estate atau Industrial Park, harus memenuhi 2 ciri utama, yaitu :
 Merupakan lahan yang disiapkan sudah dilengkapi prasarana dan sarana penunjang
 Dalam pengelolaannya, t terdapat suatu badan/manajemen pengelola (perusahaan) yang telah memiliki izin usaha sebagai Kawasan Industri
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. Kawasan industri atau sering pula disebut industrial estate adalah suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana seperti lahan dan lokasi yang strategis serta fasilitas penunjang lainnya, seperti listrik, air, telepon, jalan, tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri. Semula, perusahaan pengelola kawasan industri tersebut hanya dikuasai oleh pemerintah (BUMN), tetapi sekarang perusahaan swasta pun telah banyak diberi izin untuk membuka atau mengelola kawasan industri tersebut.
Adapun tujuan dibentuknya suatu kawasan industri, antara lain sebagai berikut:
a. Mempercepat pertumbuhan industri
b. Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, misalnya lokasi, perizinan, sarana dan prasarana
c. Mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut
d. Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.

E. Analisis Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Untuk menganalisis sebuah ruang atau lokasi dapat menggunakan tiga anaslisis spasial yaitu :
1. Analisis Buffer
Buffer adalah daerah yang dibuat di sekitar objek. Objek tersebut dapat berupa area, garis, ataupun poligon. Contoh aplikasi buffer adalah penentuan daerah jalur hijau di sepanjang jalan, pembuatan batas-batas sempatan sungai, danau, dll., penentuan daerah rawan bencana gunung berapi yang sedang meletus, dan sebagainya (Eko Budiyanto). Buffering menunjukkan lokasi disekitar sebuah fitur. Hasil analisis buffer ini adalah bentukan poligon di sekitar obyek (Wiwin Winaldi, 2005).

2. Analisis Overlay
Menurut Eddy Prahasta (2001:74) menyatakan bahwa overlay merupakan salah satu fungsi analisis spasial yang menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukkannya. Misalnya untuk menghasilkan wilayah-wilayah yang sesuai untuk budidaya tanaman padi diperlukan data ketinggian permukaan bumi, kadar air tanah, dan jenis tanah, maka fungsi analisis spasial overlay akan dikenakan terhadap ketiga data spasial (dan atribut) tersebut. Overlay (tumpang susun) peta merupakan teknik analisis spasial yang telah lazim digunakan sebelum dikembangkan aplikasi komputer untuk pemetaan (Aronoff, 1989; Peuquet dan Marbele, 1990 dalam Nugraha, 2007: 40).

3. Nier Negbour Analisis (Analisis Tetangga Terdekat)
Analisis ini digunakan untuk melihat suatu pola persebaran objek. Analisis ini digunakan untuk menentukan pola sebaran suatu fenomena, apakah mengikuti pola random, mengelompok atau seragam, yang ditunjukkan dari besarnya nilai T. Dalam melakukan analisis tetangga terdekat, perlu diperhatikan beberapa tahapan penting sebagai berikut :
a. Menentukan batas wilayah yang akan diteliti ;
b. Mengubah pola sebaran unit amatan dalam peta topografi menjadi pola sebaran titik ;
c. Memberi nomor urut untuk tiap titik, untuk mempermudah analisis ;
d. Mengukur jarak terdekat pada garis lurus antara satu titik dengan titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya;
e. Menghitung besar parameter tetangga terdekat

Dari nilai T, selanjutnya dinterpretasikan dengan Continum Nearest Neighbour Analysis, sebagai berikut :






BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kualitatif.

B. Variabel Penelitian dan definisi Operasional
- Pola pesebaran penyakit pneumonia balita
Pola persebaran penyakit pneumonia disini adalah pola persebaran penderita penyakit pneumonia pada balita di daerah kawasan industri dan bukan kawasan industri. Pola dapat berupa menggerombol, linier dan acak.
- Titik pusat persebaran
Titik dimana penyakit pneumonia terpusat pada daerah kawasan industri dan bukan kawasan industri.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah penderita penyakit pneumonia pada balita di kawasan industri dan bukan kawasan industri
b. Sampel
Sampel yang digunakan disini adalah sampel area yang ditentukan secara purposive sampling. Yaitu daerah berada di kawasan industri yang diwakili oleh desa Tlogopojok dan bukan termasuk industri yaitu desa Pekauman.

D. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Tlogo pojok dan Desa Pekauman kecamatan gresik kabupaten gresik.



E. Teknik pengumpulan data dan Instrument Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:
1. Teknik Dokumentasi.
Yaitu data yang diperoleh dari instansi dan lembaga yang terkait, seperti BPS, yang meliputi: jumlah penduduk, kepadatan penduduk. Kemudian dari Dinas kesehatan dan Puskesmas terkait yang meliputi data jumlah balita di kabupaten Gresik, dan penderita Pneumonia.
2. Observasi
Yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapangan yang berupa titik-titik lokasi ditemukan penyakit pneumonia balita di daerah dekat industri dan daerah bukan kawansan industri kecamtan gresik kabupaten Gresik. Data dikumpulkan dari ploting lapangan menggunakan alat GPS (Global Position System).
3. Instrumen penelitian
No Penderita Desa Tlogo Pojok Desa Pekauman
Koordinat x Koordinat y Koordinat x Koordinat y
1
2
3
4
5






F. Teknik Analisis Data
a. Nearest Neighbour Analysis (NNA)
Dalam analisis pola sebaran penyakit pneumonia balita di kawasan industri dan bukan kawasan industri digunakan analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis) dengan menghitung Nilai T (indeks penyebaran tetangga terdekat) melalui formula sebagai berikut:
Dimana :
1. T : indeks penyebaran tetangga terdekat .

2. Ju : jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat .Nilai u j diperoleh melalui penjumlahan jarak satu titik dengan titik tetangga terdekat

3. Jh : jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random
=
4. P : kepadatan titik dalam tiap km2 yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilayah dalam km2


Dalam menggunakan analisis tetangga terdekat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menentukan batas wilayah yang akan diselidiki
2. Mengubah pola persebaran obyek menjadi pola persebaran titik
3. Memberikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah analisis
4. Mengukur jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik lain yang merupakan tetangga terdekatnya dan catat ukuran jarak ini

b. Centrografis Statistic
Untuk mendapatkan titik pusat persebaran penyakit pneumonia di kawasan industri dan kawasan bukan industri di kecamatan gresik analisis Centrografis Statistic menggunakan persamaan berikut.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Pola Persebaran Penyakit pneumonia di kelurahan Tlogopojok.
Kelurahan Tlogopojok merupakan kelurahan yang wilayahnya berupa dataran rendah pantai dengan ketinggian ± 2,5 m di atas permukaan air laut. Memiliki suhu rata-rata 360C. Kelurahan Tlogopojok memiliki luas sebesar 0.78 Km2. Dengan batas wilayah kelurahan ini adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik
Sebelah Timur : Kelurahan Lumpur dan Karangpoh
Sebelah Selatan : Kelurahan Karang Turi
Sebelah Barat : Kelurahan Ngipik.
Jumlah penduduk di Kelurahan Tlogopojok sebesar 6.558 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 3.506 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 3.352 jiwa. Kepadatan penduduk di kelurahan ini adalah sebesar 8.792 jiwa/Km2.
Berdasarkan perhitungan jarak tetangga terdekat persebaran penyakit pneumonia pada balita di Kelurahan Tlogopojok dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4. Jarak tetangga penyakit pneumonia pada balita
di kelurahan Tlogopojok
No Titik Titik Tetangga Terdekat Jarak (meter) Jarak (Km)
1. 1 2 50 0,05
2. 2 3 30 0,03
3. 3 4 24 0,024
4. 4 3 24 0,024
5. 5 4 48 0,048
6. 6 4 40 0,04
7. 7 9 20 0,02
8. 8 9 20 0,02
9. 9 8 20 0,02
10. 10 5 60 0,06
11. 11 12 42 0,042
12. 12 11 42 0,042
13 13 14 44 0,044
14 14 13 44 0,044
15 15 16 28 0,028
16 16 15 28 0,028
17 17 16 38 0,038
18 18 19 36 0,036
19 19 20 18 0,018
20 20 19 18 0,018
21 21 36 30 0,03
22 22 23 10 0,01
23 23 22 10 0,01
24 24 25 8 0,008
25 25 26 6 0,006
26 26 25 6 0,006
27 27 25 8 0,008
28 28 27 32 0,032
29 29 30 18 0,018
30 30 31 2 0,002
31 31 30 2 0,002
32 32 33 22 0,022
33 33 32 22 0,022
34 34 35 10 0,01
35 35 36 8 0,008
36 36 35 8 0,008
37 37 35 28 0,028
38 38 39 4 0,004
39 39 38 4 0,004
40 40 39 24 0,024
41 41 42 16 0,016
42 42 41 16 0,016
43 43 44 14 0,014
44 44 43 14 0,014
45 45 42 20 0,02
46 46 45 20 0,02
1,036

1. = = 0,022522

2. = = 11,70186
3. = = 1,710399
4. = = 0,013168

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai T di kelurahan Tlogopojok adalah 0.013168. Hal ini menandakan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di Kelurahan Tlogopojok adalah mengelompok. Seperti yang dapat dilihat pada peta persebaran penyakit pneumonia di kelurahan Tlogopojok dibawah ini:












Gambar 1 Peta Persebaran Pnemonia Kelurahan Tlogopojok

2. Pola Persebaran Penyakit Pneumonia di kelurahan Pekauman
Kelurahan Pekauman memiliki wilayahnya berupa dataran rendah dengan ketinggian 3 m diatas permukaan laut. Status pemerintahannya berbentuk yang dipimpin Lurah. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan adalah 1 km dan jarak dari pusat pemerintahan kabupaten adalah 5 Km. Suhu rata-rata berkisar antara 25-360C.
Kelurahan Pekauman memiliki luas sebesar 0.04 Km2. Dengan batas wilayah kelurahan ini adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Bedilan
Sebelah Timur : Desa Gapuro Sukolilo
Sebelah Selatan : Kelurahan Tlogobendung
Sebelah Barat : Kelurahan Trate
Jumlah penduduk di Kelurahan Pekauman pada tahun 2008 sebesar 1,994 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 1,000 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 994 jiwa. Kepadatan penduduk di kelurahan ini adalah sebesar 48,600 jiwa/Km2.
Berdasarkan perhitungan jarak tetangga terdekat persebaran penyakit pneumonia pada balita di Kelurahan Pekauman dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 5. Jarak tetangga penyakit pneumonia pada balita
di kelurahan Pekauman
No. Titik Titik Tetangga Terdekat Jarak (meter) Jarak (Km)
1. 1 2 20,25 0,02025
2. 2 3 19,5 0,0195
3. 3 4 18 0,018
4. 4 5 13,5 0,0135
5. 5 6 9 0,009
6. 6 5 9 0,009
7. 7 8 25,5 0,0255
8. 8 7 25,5 0,0255
9. 9 10 16,5 0,0165
10. 10 9 16,5 0,0165
11. 11 12 15 0,015
12. 12 11 15 0,015
13 13 9 23,25 0,02325
14 14 15 9 0,009
15 15 14 9 0,009
16 16 17 11,25 0,01125
17 17 18 7,5 0,0075
18 18 19 7,5 0,0075
19 19 18 7,5 0,0075
20 20 4 59,25 0,05925
0,3375

1. = = 0,016875
2. = = 36,07504
3. = = 0,083247
4. = = 0,202711

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai T di kelurahan Pekauman adalah 0.202711. Hal ini menandakan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di Kelurahan Pekauman adalah mengelompok. Seperti yang dapat dilihat pada peta persebaran penyakit pneumonia di kelurahan Pekauman dibawah ini:




Gambar 2 Peta Persebaran Pnemonia Kelurahan Pekauman

B. Pembahasan
1. Pola Persebaran Penyakit Pneummonia Pada Balita di Kawasan Industri dan Bukan Kawasan Industri
Menurut Misnadiaryl, 2008 : 11, Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Karena inilah, selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh, penderita juga bias meninggal. Sedangkan Menurut Behraman (1996:883) Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan kebanyakan kasus disebabkan oleh mikro tetapi ada sejumlah penyebab non infeksi yang kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Penyebab non infeksi ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada aspirasi makana dan asam lambung, benda asing, hidrokarbon, dan bahan lipoid; reaksi hipersensitivitas dan pneumonitis akibat obat atau radiasi.
Berdasarkan analisis terhadap pola persebaran penyakit yang telah dilakukan di kelurahan tlogopojok dan Kelurahan Pekauman, diketahui bahwa pada kedua daerah tersebut memiliki pola persebaran mengelompok. Di Kelurahan Pekauman memiliki nilai T sebesar 0,202711 sedangkan di kelurahan Tlogopojok memiliki nilai 0,013168. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua lokasi sampel tidak menunjukkan adanya perbedaan pola persebaran. Persebaran pneumonia pada balita tersebar di daerah kawasan pemukiman.
Alsegaff, dkk (1995:122) menggolongkan penyebab Pneumonia menjadi dua yaitu Pneumonia yang disebabkan karena infeksi dan Pneumonia yang dsebabkan karena bahan-bahan lain seperti debu dan polusi udara. Di Negara berkembang, Pneumonia lebih sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumonia dan Hemophylus influenza. Sedangkan di Negara maju, pnemunia pada anak sering disebabkan oleh virus bahan kimia seperti asoirasi bahan makanan atau susu dan keracunan hidrokarbon.
Streptococcus pneunomiae merupakan jenis bakteri tumbuh pada pH normal, yaitu 7,6-7,8, dan jarang terlihat tumbuh pada suhu di bawah 25C dan di atas 41C, melainkan tumbuh dengan suhu optimum 37,5C. Sedangkan Hemophylus influenza, tumbuh optimum pada suhu 37C dan pH 7,4-7,8 dalam suasana CO2 10%. Kedua bakteri ini berkembang dalam tubuh manusia terutama di kerongkongan. Penularan bakteri ini dapat terjadi dengan kontak langsung melalui batuk atau bersin. Sehingga kepadatan penduduk baik didalam dan diluar rumah dapat meningkatkan resiko penularan penyakit Pneumonia ini. Seperti yang dikemukaakn David Morley dalam Muktar (1992:48) yang mengatakan bahwa kepadatan penduduk di dalam maupun diluar rumah dapat meningkatkan kejadian ISPA (Pneumonia). Disamping itu Pneumonia juga dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan bahan lain seperti polusi udara, asap, dan debu.
Kelurahan pekauman merupakan kelurahan dengan luas sebesar 0.04 Km2. Sebagian besar wilayahnya adalah pemukiman. Dengan kepadatan penduduk sebesar 48,600. Kelurahan pekauman bukan merupakan kawasan industri dan jaraknya relative jauh dengan industri dibandingkan dengan keluarahan Tlogopojok. Pola persebaran pneumonia di kelurahan Pekauman cenderung mengelompok. Hal ini karena kepadatan penduduk di kelurahan pekauman dapat dikatakan cukup padat. Kepadatan penduduk yang padat akan memicu terjadinya interaksi yang lebih intensif dibandingkan dengan penduduk yang jarang. Ini bisa terlihat dari rata-rata tetangga terdekat yang menderita penyakit pneumonia sekitar 16,87 meter. Sedangkan untuk pola persebaran penyakit pneumonia di daerah kawasan industri dalam hal ini adalah kelurahan Tlogopojok, menunjukkan pola yang mengelompok. Hal ini disebabkan karena wilayah Tlogopojok yang memiliki wilayah luas dan persebaran hanya terbatas pada daerah pemukiman saja yang luasnya hanya 48,96%. Apabila satuan analisis yang digunakan adalah pemukiman, maka pola persebaran yang terjadi adalah mengelompok dan cenderung menyebar dengan nilai t = 0,70 yang mendekati satu.
2. Titik Pusat Persebaran Penyakit Pneummonia Pada Balita di Kawasan Industri dan Bukan Kawasan Industri
Titik pusat persebaran penyakit pneumonia dalam hal ini adalah pusat dari titik persebaran penyakit pneumonia pada masing-masing wilayah studi. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan analisis centrografis Statistik diketahui bahwa di titik pusat penderita penemonia di kelurahan Pekauman adalah WX= 7,79 dan WY= 4,25 dengan koordinat 682594 dan 9208585 terletak di KH. Wahid Hasim Gang III A, sedangkan titik pusat penderita penemonia di kelurahan Telogopojok adalah WX= 11,91 dan WY= 10,65 dengan koordinat 681779 dan 9209107 terletak di Gubenur Suryo Gang VI Kecamatan Gresik.

A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan di kelurahan Tlogopojok menunjukkan bahwa nilai T di kelurahan Pekauman adalah 0.202711. Hal ini menandakan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di Kelurahan Pekauman adalah mengelompok. Sedangkan di kelurahan tlogopojok adalah 0.013168. Hal ini menandakan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di Kelurahan Tlogopojok adalah mengelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di daerah industri dan bukan daerah industri tidak ada perbedaan yaitu mengelompok.

B. Daftar Pustaka
Alsagaff, Hood dan mukty Abdul. 1997. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya. Airlangga University Press.
Behraman 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Penerbit buku kedokteran
Chandra, Budiman. 1996.Ilmu kedokteran pencegah dan komunitas. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Dinkes Kab Gresik. 2010. Data jumlah 10 penyakit terbesar di kabupaten gresik. Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik
Kapanlagicom. 2008. Pneumonia, Penyebab Kematian Balita Nomor Satu.Online. diakses tanggal 20 Januari 2011. http://www.kapanlagi.com/a/ old/pneumonia-penyebab-kematian-balita-nomor-satu.html
Misnadiarly, 2008. Penyakit infeksi saluran nafas Pneumonia pada anak balita, orang Dewasa, usia lanjut. Jakarta. Pustaka Obor Populer.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Oswari, 1995. Penyakit dan penanggulangannya. Jakarta PT. Gramedia Pustaka.
Tempo Interaktif. 2009. Ada Pneumonia Di Dadaku. Online. Diakses tanggal 20 Januari 2011. http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/11/04/ brk,20091104-206227,id.html

Kamis, 29 April 2010

POLITIK CINA

TUGAS
GEOGRAFI REGIONAL DUNIA

POLITIK CINA









KELOMPOK 1 :
1. Lukhy Dwi M.
2. Siti Nurwatin
3. Eko Suningsih
4. Naning Susanti
5. Ririn Andriyani
6. Faricha Nur A.
7. Heri Sunarto
8. Dini Atikawati
9. M. Andika P.
10. Selvi Zemi M.
11. Shinta D. Kusuma (074274004)
(074274005)
(074274010)
(074274013)
(074274025)
(074274034)
(074274038)
(074274041)
(074274043)
(074274056)
(074274057)



JURUSAN S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Sejarah Cina
Sebelum Partai Komunis Cina (PKC) menguasai daratan China pada 1949, Taipei adalah bagian yang integral dari negara China. Hal yang sama berlaku pada saat Kekaisaran China masih berdiri, hingga runtuhnya kekaisaran tersebut tahun 1912 karena revolusi yang dipimpin Dr. Sun Yat Sen. Sejarah mencatat, kaum nasionalis yang menguasai China pada 1912 telah mengubah bentuk negara China dari kekaisaran menjadi Republik Cina (RC).
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina yang dipimpin oleh Mao Zedong dan Partai Nasionalis Kuomintang yang dipimpin Chiang Kai Shek berakhir pada 1949 dengan pihak komunis yang menang. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.
Kaum nasionalis yang kalah menyeberangi Selat Formosa, dan membentuk pemerintahan dalam pengasingan di Taipei, Taiwan. Nama negara yang disandang tetap RC dengan harapan pada suatu waktu dapat kembali menguasai daratan China. Adapun PKC, setelah berkuasa, mengubah bentuk negara menjadi Republik Rakyat China (RRC) dan mengklaim sebagai satu-satunya pemerintahan China yang resmi di dunia, termasuk mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan darinya.
Pada awalnya, dan disebabkan oleh konstelasi politik dunia yang paranoid dengan komunisme,pemerintahan Taipei didukung banyak negara di dunia, terutama negara-negara yang berafiliasi dengan blok Barat. Kursi anggota tetap di Dewan Keamanan (DK) PBB pun masih diperuntukkan bagi RC hingga 22 tahun RRC berdiri. Pada 1971, keperkasaan RRC sebagai suatu negara semakin mendunia. Politik ‘’One China Policy’’ yang diterapkan secara konsisten mulai menuai hasil. Pengakuan terhadap RRC sebagai suksesor negara China mulai menjadi kenyataan. Kursi China yang selama ini dipegang RC di PBB berpindah kepada RRC.









Mao Zedong Chiang Kai Shek

Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih tradisionil atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat perkembangan Cina dan menjernihkan kebudayaan mereka.
Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing dan beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah dan penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke Depan, pada khusunya, mendahului periode kelaparan yang besar di Cina yang, menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 20-30 juta orang; kebanyakan analis Barat dan Cina mengatakan ini disebabkan Lompatan Jauh ke Depan namun Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek.
Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.
Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.
Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar.
Para pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah (khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur, persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa.
Para pengkritik reformasi ekonomi – biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam.
Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet. Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang digunakan ketika kekaisaran Cina kuno masih berkuasa adalah sistem pemerintahan yang sentralistik. Sistem sentralistik ini bisa disetarakan dengan sikap absolutisme monarki. Sehingga dalam pelaksanaannya timbullah istilah semua tanah adalah tanah raja dan semua orang adalah milik raja.
Dalam pelaksanan pemerintahan raja juga membagi tugas-tugas bawahan. Pada masa kekaisaran kaisar terdapat enam orang bawahan. Enam orang bawahan inilah yang akan melaksanakan perintah raja. Enam orang itu memiliki tugas: menteri surga, pembuat kebijakan; menteri bumi, menteri berkenaan dengan pendidikan; menteri musim semi, menteri berkenaan dengan pengadilan agama; menteri musim panas, menteri berkenaan dengan administrasi keseharian; menteri menteri musim gugur, menteri berkenan dengan penjatuhan hukuman; menteri musim dingin, menteri yang berkenaan dengan logistik negara, termasuk pembiayaan proyek besar. Tiap menteri memiliki staff ratusan dari bagian-bagian. Kaisar juga mengontrol enam kekuatan militer, setiap regional memiliki tiga, dua atau satu yang disesuaikan dengan wilayah.
Sedangkan sistem pemerintahan RRC sekarang dipimpin oleh Presiden yang dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional. Presiden bertugas mewakili Cina dalam hubungan dengan luar negeri, melaksanakan undang-undang dan dekrit, serta menunjuk pejabat-pejabat tinggi negara. Namun jabatan tersebut sebenarnya lebih bersifat seremonial: kekuasaan sesungguhnya tetap di tangan para pemimpin Partai Komunis.
Organ tertinggi dalam pemerintahan Cina adalah Dewan Negara yang terdiri dari seorang perdana menteri, para ketua komisi dan seorang sekretaris jenderal. Badan ini lebih bersifat administratif daripada sebagai pengambil keputusan. Bisa dikatakan, badan inilah yang mengolah berbagai usul yang akan disampaikan kepada Kongres Rakyat Nasional.
Kongres Rakyat Nasional berkuasa menentukan anggaran belanja, program ekonomi, pernyataan perang, dan perjanjian damai. Selain itu kongres juga berkuasa untuk memilih dan mengganti pejabat pemerintahan, mengubah undang-undang dasar dan menyusun undang-undang (Enoh, 1992:85-86).

1. Partai Komunis CHINA
Partai Komunis China didirikan pada tanggal 1 Juli 1921 di Shanghai. Ini adalah partai berkuasa di Cina, mewakili kepentingan seluruh bangsa Cina. Setelah 28 tahun perjuangan berat, BPK memimpin orang-orang Cina dari semua kelompok etnis untuk akhirnya menang
kemenangan dalam Revolusi Baru-Demokrat dan mendirikan Republik Rakyat Cina. Sejak saat itu, mengatasi berbagai kesulitan, mengubah Cina dari yang miskin dan terbelakang semi-kolonial dan semi-feodal
negara ke negara sosialis dengan kemakmuran awal. BPK terutama latihan kepemimpinan ideologi dan politik. Ini berasal ide-ide dan kebijakan dari
akan terkonsentrasi masyarakat dan kemudian mengubah mereka ke dalam undang-undang Negara dan keputusan yang disetujui oleh
NPC. Tapi BPK tidak mengambil tempat pemerintah dalam sistem kepemimpinan Negara. Ini melakukan kegiatan dalam kerangka konstitusi dan hukum, yang tidak memiliki hak untuk mengatasi. Semua BPK
anggota, seperti warga lain di negeri ini, orang sama di depan hukum.
Ketiga Pleno BPK Pusat Komite 11, yang diselenggarakan pada bulan Desember 1978, memutuskan untuk pergeseran fokus kerja BPK untuk drive modernisasi sosialis dan mengatur reformasi dan membuka - up
kebijakan.
Selama proses reformasi dan membuka diri, dan pembentukan ekonomi pasar sosialis, BPK telah menghadapi tes berat. Dibutuhkan memerangi korupsi dan kejujuran sebagai institusi yang tujuan utama diri-bangunan. Ketiga Pleno BPK Pusat Komite 14, yang diselenggarakan pada tahun 1993, menunjukkan bahwa memberantas korupsi dan membangun pemerintahan yang bersih adalah kondisi penting dan
jaminan penting untuk membangun struktur ekonomi pasar sosialis, dan memiliki bantalan vital di keberhasilan program reformasi dan nasib BPK dan Negara. Untuk menindak keras korupsi, BPK Komite Pusat telah memberikan perhatian besar untuk mengarahkan Partai dan pejabat pemerintah terkemuka untuk mengambil memimpin dalam melaksanakan tugas mereka dengan bersih - cara tangan dan disiplin diri. Hal ini telah diselidiki dan menangani sejumlah kasus besar, sehingga berhenti beberapa kecenderungan yang tidak sehat yang memiliki pengaruh buruk pada masyarakat.
BPK 15 Kongres Nasional diadakan di Beijing 12-18 September, 1997. Pada sesi pembukaan, Sekretaris Jenderal Jiang Zemin, atas nama BPK Pusat Komite 14, menyampaikan laporan berjudul "Pegang Tinggi Banner Besar Deng Xiaoping Teori untuk Semua - Kemajuan Round dari Penyebab Bangunan Sosialisme Dengan Cina Ke Karakteristik Abad 21 "Kongres. Terpilih BPK baru Komite Sentral dan Komisi Sentral untuk Inspeksi Disiplin baru (CCDI). Hal ini juga mengadopsi
resolusi pada laporan BPK Pusat Komite 14, amandemen Konstitusi
BPK, dan laporan kerja CCDI. Konstitusi BPK mendefinisikan Teori Deng Xiaoping sebagai pedoman Partai ideologi, secara eksplisit menyatakan bahwa BPK mengambil Marxisme-Leninisme, Pikiran Mao Zedong dan Deng Teori Xiaoping sebagai pedoman untuk tindakan.
Tahun 2001 adalah ulang tahun ke-80 berdirinya BPK. Pertemuan diadakan di Beijing pada 1 Juli untuk menandai kesempatan, di mana Sekretaris Jenderal Jiang Zemin membuat pidato penting.
BPK 15 Komite Pusat menyelenggarakan sidang pleno keenam September 24-26, 2001 di Beijing.

2. Multi - Pihak Koperasi dan Sistem Politik
Konsultatif Multi-partai kerjasama dan konsultasi politik di bawah pimpinan BPK merupakan dasar politik sistem di Cina. Cina memiliki beberapa pihak. Selain partai-BPK hukumnya, ada delapan partai demokratis. Partai-partai, yang ada sebelum berdirinya RRC, dukungan kepemimpinan politik dari BPK, yang telah menjadi pilihan sejarah mereka selama bertahun-tahun kerjasama dengan BPK dan melalui umum
perjuangan. Baik BPK dan delapan partai demokratis harus mengambil Konstitusi sebagai kriteria untuk mereka kegiatan. Para pihak demokratis adalah independen dalam organisasi dan menikmati kebebasan politik, organisasi kemerdekaan dan kesetaraan hukum dalam konstitusi. Koperasi hubungan antara BPK dan partai demokrasi didasarkan pada prinsip "koeksistensi jangka panjang dan pengawasan bersama, memperlakukan
satu sama lain dengan penuh ketulusan dan kesejahteraan berbagi atau duka. "Partai-partai demokratis di Cina tidak pihak luar kantor atau partai-partai oposisi, tetapi pihak berpartisipasi dalam diskusi dan urusan administrasi Negara, termasuk berpartisipasi dalam kekuasaan Negara,
keputusan tentang kebijakan Negara dan strategi, diskusi tentang kepemimpinan Negara, administrasi Negara urusan, dan implementasi kebijakan-kebijakan Negara, hukum dan peraturan. BPK melakukan konsultasi dengan pihak yang demokratis dan tokoh nonparty sebelum mengambil utama tindakan atau membuat keputusan mengenai isu-isu tentang perekonomian nasional dan penghidupan masyarakat.
Kebijakan keputusan dilakukan berdasarkan konsensus dicapai melalui konsultasi. Para pihak dan demokratis tokoh nonparty memiliki jumlah besar perwakilan di organ kekuasaan Negara dan NPC
nya Standing Committee, komite NPC khusus dan kongres masyarakat lokal di berbagai tingkatan, sehingga mengambil bagian yang lebih besar dalam diskusi dan urusan administrasi Negara dan membawa peran pengawasan berperan lebih lengkap. Anggota partai-partai demokratis dan orang-orang nonparty juga ditunjuk untuk memimpin posting
di pemerintah pada tingkat yang berbeda dan organ peradilan. Ini adalah fitur penting dari multi – partai kerjasama dan konsultasi politik di bawah pimpinan BPK. bentuk utama dari kerjasama - multi partai dan konsultasi politik adalah sebagai berikut:
Pertama, Cina People's Consultative Konferensi Politik (CPPCC), yang merupakan arena penting untuk semua pihak, organisasi massa dan wakil-wakil dari semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam diskusi dan urusan administrasi Negara.
Kedua, simposium yang diselenggarakan Komite Pusat CPC dan BPK komite lokal di tingkat yang berbeda memberikan informasi kepada pihak demokratis dan tokoh nonparty peristiwa penting, membahas dengan mereka Keputusan kebijakan Negara, seperti pencalonan kandidat untuk posisi terkemuka pusat dan daerah pemerintah, pilihan deputi ke NPC dan anggota CPPCC, dan meminta pendapat mereka dan
saran.
Ketiga, wakil kongres rakyat dipilih dari partai-partai demokratis berpartisipasi dalam diskusi dan urusan administrasi Negara dan memainkan peran pengawasan dalam kongres masyarakat pada berbagai tingkatan dalam kapasitas wakil rakyat.
Keempat, anggota partai demokratis yang dipilih dan diangkat untuk posting terkemuka di Negara Dewan dan kementerian dan komisi, dan pemerintah daerah di atas tingkat kabupaten dan relevan
departemen.
Kelima, kualifikasi anggota partai demokratis dipilih untuk posting terkemuka di procuratorial dan peradilan organ.

B. Paham Sosialis-Komunis
RRC merupakan suatu negara komunis. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis. Tiada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu sebab masalah ini adalah karena sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911 pula, Cina diperintah secara otokratis oleh KMT dan beberapa panglima perang dan setelah 1949 pula didobrak partai komunis Cina.
Rezim RRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.
Pemerintah RRC dikawal oleh Partai Komunis Cina (CCP). Walaupun terdapat sedikit-banyak gerakan ke arah liberalisasi, seperti pemilu yang sekarang diadakan di peringkat kampung dan sebagian badan perwakilan menampakkan sikap tegas mereka dari masa ke masa, partai ini terus memiliki kawalan terutama atas pemilihan jabatan-jabatan pemerintahan. Walaupun negara menggunakan cara otokratis untuk mengusir elemen-elemen penentangan terhadap pemerintahannya, ia pada masa yang sama juga mencoba mengurangi penentangan dengan memajukan ekonomi, membenarkan tunjuk perasaan pribadi, dan melayani para penentang yang dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah secara lebih adil.

C. Perbedaan Politik Republik Rakyat Cina dan Republik Cina
a) Politik Republik Rakyat Cina
Rezim PRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.
Pemerintah RRC dikawal oleh Partai Komunis Cina (CCP). Walaupun terdapat sedikit-banyak gerakan ke arah liberalisasi, seperti pemilu yang sekarang diadakan di peringkat kampung dan sebagian badan perwakilan menampakkan sikap tegas mereka dari masa ke masa, partai ini terus memiliki kawalan terutama atas pemilihan jabatan-jabatan pemerintahan. Walaupun negara menggunakan cara otokratis untuk mengusir elemen-elemen penentangan terhadap pemerintahannya, ia pada masa yang sama juga mencoba mengurangi penentangan dengan memajukan ekonomi, membenarkan tunjuk perasaan pribadi, dan melayani para penentang yang dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah secara lebih adil.
Penyaringan terhadap dakyah-dakyah politik juga rutin, dan RRC secara berang menghapuskan protes atau organisasi apapun yang dianggapnya berbahaya terhadap pemerintahannya, seperti yang terjadi di Tiananmen pada tahun 1989. Akan tetapi, media republik rakyat ini semakin aktif menyiarkan masalah sosial dan menghebohkan gejala 'penyogokan' di peringkat bawahan pemerintahan. RRC juga begitu berhasil menghalangi gerakan informasi, dan ada masanya mereka terpaksa mengganti polisi mereka sebagai tindakan balas terhadap protes rakyat. Walaupun penentangan berstruktur terhadap CCP tidak dibenarkan sama sekali, demonstrasi rakyat semakin lama semakin kerap dan dibiarkan. Baru-baru ini, Hu Jintao yang ingin mempopulerkan gambaran konservatif, meningkatkan pengawalan pemernitahan atas harian-harian, termasuk harian-harian luar termasuk New York Times. Namun tidak dinafikan ini kemungkinan juga bersumber dari sifat harian-harian Barat yang sering menyeleweng dalam memberi laporan yang sebenarnya dan bersifat angkuh dan biadab serta tidak faham sensitivitas negara Timur.
Popularitas PKC di kalangan rakyat sukar diukur, karena tiada pemilu di tingkat nasional, dan apabila orang Cina ditanya secara sendirinya pula, ada sebagian yang menyokong dan ada pula yang membangkang. Secara umum, banyak dari mereka yang suka akan peranan pemerintahan mengabadikan stabilitas, yang membolehkan ekonomi maju tanpa masalah apapun. Antara masalah-masalah politik yang utama di Cina adalah jurang sosial diantara kaya dan miskin dan gejala suap yang berlaku karena biokrasi pemerintahan.
Terdapat juga partai politik yang lain di RRC, walaupun mereka hanya sekadar sub-partai atau parti yang rapat dengan PKC. PKC mengadakan dialog dengan mereka melalui suatu badan perhubungan khusus, yang dinamai Dewan Perhubungan Cadangan Rakyat Cina (CPPCC) yang dipertimbangkan RRC. Cara ini lebih disukai pemerintahan dibandingkan pemilu. Kendati begitu, partai ini secara totalnya tidak memberi kesan apapun terhadap polisi dan dasar-dasar kerajaan. Fungsi badan perhubungan khusus ini lebih kepada mata luaran CPP, walaupun terdapat pengawai badan ini di semua tingkat pemerintahan.

b) Politik Republik Cina
Republik Cina memiliki sistem politik yang berbeda dengan sitem politik di RRC, menggunakan asas demokrasi dan liberalisme yang umum digunakan negara-negara barat. Ketika pemerintahan nasionalis KMT berpindah dari Cina karena kalah perang terhadap pasukan komunis, maka Chiang Kai Shek menerapkan sistem pemerintahan darurat dengan asas tunggal satu partai Kuomintang (KMT). Keadaan darurat ini guna mempersiapkan diri dalam merebut kembali daratan Cina. Dalam situasi ini, terjadi pembatasan kegiatan pers politik dan pembungkaman kaum oposisi yang justru banyak berpengaruh di kalangan penduduk Taiwan asli. Keadaan ini berlaku sampai Chiang Kai Shek wafat.
Pemerintahan kepresidenan digantikan oleh putranya Chiang Ching Kuo sampai beliau wafat pada tahun 1980-an akhir. Pada masa ini kran kebebasan pers, politik dan mengemukakan pendapat dibuka secara perlahan-lahan. Meskipun masih terobsesi dengan upaya menguasai kembali Cina daratan, Chiang Ching Kuo berusaha bersikap realistis dengan situasi yang ada. Dia tidak ingin mewarisi pemerintahan yang otoriter. Pada pemilu yang pertama, terpilihlah Lee Teng Hui yang juga dari kalangan partai KMT.
Pada masa pemerintahan Lee Teng Hui, hubungan dengan Cina daratan mulai memanas karena mulai diwacanakannya kemerdekaan bagi Republik Cina dengan nama Taiwan (Selama ini sebagian diplomat selalu tertukar dalam menggunakan nama Republik Cina dengan Republik Rakyat Cina). Selain itu, menggalang dukungan dari kalangan internasional, juga memantapkan dukungan dari negara-negara yang masih menjalin dukungan dengan Republik Cina yang saat itu berjumlah 30 negara termasuk Afrika Selatan. Namun tamparan diplomatik diperoleh Taiwan ketika akhirnya Afrika Selatan akhirnya memindahkan hubungan diplomatiknya ke RRC pada tahun 1997.
Presiden selanjutnya dijabat oleh Chen Shui-bian dari kalangan partai oposisi DPP yang juga putra asli Taiwan. RRC khawatir Republik Cina benar-benar akan mewujudkan kemerdekaannya. Referendum yang diadakan Chen masih menghasilkan keadaan status quo. RRC memprovokasinya dengan mengadakan latihan militer dan pengadaan persenjataan baik impor maupun swadaya. Pemilihan umum 2004 menghasilkan kemenangan tipis Chen Shui-bian terhadap lawannya Lien Chan dari partai oposisi sekarang, KMT yang menjadikannya menjabat presiden kedua kalinya. Namun partai Chen, DPP kalah dalam perolehan suara di Parlemen oleh KMT. Lien Chan juga kalangan oposisi lainnya James Soong justru melakukan pendekatan diplomatik dengan RRC.
Pada masa pemerintahan Chen Shui-bian, juga diupayakan penggalangan internasional agar Republik Cina menjadi anggota PBB dengan alasan kekuatan ekonomi dan keberadaannya secara de facto yang juga diakui 29 negara di antaranya Kosta Rika. Namun kebanyakan negara-negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Cina umumnya adalah negara negara kecil atau negara dunia ketiga yang tidak memiliki potensi strategis dikalangan dunia internasional. Salah satu upayanya adalah program melirik ke selatan (Indonesia) dengan kunjungan tidak resmi wakil presiden Annete Lu ke Bali dan mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi setingkat menteri di Indonesia serta mengadakan konsesi konsesi terutama di bidang ekonomi di Indonesia yang masih terjerat krisis sejak krisis 1997. Akibat kunjungan ini, Indonesia menerima protes keras diplomatik oleh RRC karena Indonesia dianggap main mata dengan provinsi pembangkang itu .
Republik Cina menikmati hubungan khusus dengan Amerika Serikat sekalipun hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dihentikan sejak kunjungan presiden Richard Nixon ke RRC pada tahun 1970-an. Namun hubungan diplomatik tidak resmi tetap berjalan melalui bidang ekonomi dan militer. Pada masa pemerintahan George W. Bush, Republik Cina kembali dianggap penting oleh AS dalam usahanya membendung pengaruh RRC khususnya dalam bidang perdagangan.
Hubungan diplomatik dengan negara-negara lain umumnya menggunakan jalur ekonomi dan perdagangan, sekaligus menjadi saluran hubungan diplomatik tidak resmi mengingat Republik Cina secara riil merupakan kekuatan ekonomi Asia secara signifikan dan merupakan pintu gerbang para investor untuk melakukan investasi di kawasan ini selain Hong Kong dan Singapura.
RRCF berusaha melunakkan tawaran dengan memberikan kelonggaran kepada Republik Cina dengan semboyan Satu Negara Dua Sistem (Republik Cina-Republik Rakyat Cina) dengan pilot proyek diterapkannya sistem itu di Hong Kong dan Makau ditambah dengan komunikasi politik dengan tokoh oposisi Republik Cina dan rekonsiliasi politik antara Partai Komunis Cina dengan Partai Nasionalis (Kuomintang) yang pernah berseteru pada tahun 1930-1940-an itu. Namun perkembangan politik di Hong Kong, mundurnya ketua daerah otoritas khusus Hong kong Tung Chee-Hwa atas desakan RRC, naiknya Donald Tsang, tokoh moderat yang masih diikat secara politik oleh RRC dan sering terjadinya gejolak politik terutama dengan aktivis prodemokrasi membuat rakyat dan pemerintah Republik Cina menolak tawaran halus.
• Status politik Republik Cina
Satu masalah utama adalah terkait rapat dengan status politik Republik Cina itu sendiri. Dengan keadaan iklim politik dunia yang berubah ke arah pengakuan Republik Rakyat Cina pada era tahun 1970-an dan 80-an, keinginan untuk mengambil kembali tanah besar Cina semakin pudar dan semangat nasionalisme cinta terhadap pulau Taiwan itu sendiri semakin kukuh. Hubungan antara Republik Rakyat Cina di Cina Daratan dan isu-isu terkait kemerdekaan Taiwan dan penyatuan kembali dengan Cina terus mendominasi politik di Taiwan.
Skenario politik Republik Cina di Taiwan sekarang terbagi antara dua pihak dengan pihak Pan-Biru diketuai partai KMT dan dianggotai Partai Rakyat Utama (PFP) dan Partai Baru (NP) yang berpendirian pro-penyatuan semula dengan Cina sementara pihak Pan-Hijau diketuai Parti Progresif Demokrat (DPP) dan dianggotai Uni Persekutuan Taiwan (TSU) yang berpendirian pro-Merdeka.
Para penyokong pihak Pan-Hijau menuntut kemerdekaaan Taiwan secara total dan formal dan menekankan Taiwan sebagai entitas berlainan dari Cina. Nama 'Republik Cina' juga dicemooh dan dikatakan tidak ada. Kendatipun begitu, anggota Pan-Hijau yang lebih progresif mengatakan tidak perlu untuk menyatakan kemerdekaan secara formal karena Taiwan sekarang 'telah menjadi sebuah negara yang merdeka dan berdaulat'. Sebagian anggota kelompok Pan-Hijau ini telah bertindak dengan lebih ekstrim dan menerbitkan paspor untuk negara yang didakwa bernama "Republik Taiwan" itu.
Pada masa yang sama, pihak Pan-Biru menginginkan penyatuan semula dengan Cina Daratan dan menyokong konsep Republik Cina sebagai satu simbol terkait dengan Cina. Penyatuan kembali dengan Cina Daratan sebagai satu negara dianggap akan terjadi pada masa depan yang dekat, dan hingga itu status quo kini, di mana Taiwan tidak merdeka secara formal, lebih disenangi. Dalam lawatannya ke tanah besar pada bulan April 2005 baru-baru ini, ketua parti KMT Lien Chan telah menggariskan kepercayaan partainya dalam konsep Satu Cina yang mencakup keseluruhan Cina termasuk Taiwan. Ketua partai PFP James Soong juga menyatakan sentimen yang sama semasa lawatannya ke tanah besar pada bulan Mei.
Pemerintah RRC di Cina Daratan menyatakan pendiriannya bahwa konsep Republik Cina lebih mudah diterima dibandingkan suatu negara bebas "Republik Taiwan". Pemerintah RRC juga menganggap Taiwan sebagai entitas tidak sah, dan ia telah mengancam tindakan apapun untuk memerdekakan Taiwan akan dijawab dengan suatu pernyataan perang.



D. Hubungan Cina-Indonesia
a) Bidang Politik
Hubungan RI-RRT mencapai momentum melalui penandatanganan Joint Declaration between the Republic of Indonesia and the People’s Republic of China on Strategic Partnership oleh kedua Kepala Negara pada tanggal 25 April 2005 di Jakarta. Tahun tersebut juga bertepatan dengan ulang tahun ke-55 hubungan diplomatik kedua negara yang dijalin sejak 13 April 1950.
Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis RI-RRT meliputi berbagai kerjasama di sektor-sektor politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, sosial budaya dan lain-lain. Selama ini, berbagai macam kegiatan telah diupayakan sebagai bentuk tindaklanjut dari Deklarasi tersebut. Salah satunya adalah Mekanisme Dialog Tingkat Menko-State Councilor, yang pertama diselenggarakan pada bulan September 2006.
Dalam pertemuan Dialog dimaksud, telah dibahas berbagai isu terkait dengan hubungan bilateral RI-RRT dari sudut pandang makro dan strategis. Selain itu, telah pula disepakati untuk segera membentuk Plan of Action (PoA) sebagai acuan dalam mengimplementasikan Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis RI-RRT, yang akan dikoordinasikan oleh Kemlu kedua negara. Saat ini, KBRI Beijing telah menyampaikan kepada Deplu draft awal PoA dimaksud untuk mendapatkan masukan dari unit-unit Deplu lain serta instansi-instansi Pemri terkait.
Sebagai salah satu upaya meningkatkan mutual trust RI-RRT, kedua pemimpin negara telah melakukan pertukaran kunjungan. Dalam kaitan ini, Presiden RRT Hu Jintao melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada bulan April 2005, yang kemudian ditindaklanjuti oleh kunjungan kenegaraan balasan Presiden RI pada bulan Juli 2005. Pada bulan Oktober 2006, Presiden RI untuk kedua kalinya mengunjungi RRT dalam rangka menghadiri ASEAN-China Commemorative Summit di Nanning, Propinsi Guangxi.
Selain kunjungan antar kepala negara, pada bulan Agustus 2005 Wapres RI melakukan kunjungan kerja ke Beijing, yang kemudian disusul dengan kunjungan untuk menghadiri Boao Forum for Asia di Hainan pada bulan April 2006. Wapres RI juga telah menerima undangan Wapres RRT untuk mengunjungi RRT. Konfirmasi kunjungan akan ditentukan lebih lanjut.
1) Pertahanan dan Keamanan
Pada bulan Maret 2007, telah diadakan Dialog ke-2 antara Dephan RI dan Dephan RRT. Dalam kesempatan tersebut, juga telah dilakukan kunjungan ke beberapa industri strategis RRT dan pembahasan draft Perjanjian Kerjasama Pertahanan RI-RRT. Perjanjian Kerjasama Pertahanan difokuskan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan confidence dan mutual trust antara aparat keamanan dan pertahanan kedua negara serta capacity building melalui pelatihan, pertukaran kunjungan pejabat, dan pengadaan alutsista. Saat ini, draft tersebut tengah dibahas diantara kalangan instansi terkait di Jakarta untuk mendapatkan masukan dan penyempurnaan.
Selain itu, pada bulan Juli 2005, RI-RRT melalui Kementerian Ristek RI dan Commission on Science, Technology and National Defense Industry (COSTIND) RRT menandatangani MoU di bidang kerjasama peroketan. Dalam hal ini, dapat dipertimbangkan untuk mengoptimalkan kerjasama tersebut dengan melibatkan institusi BUMN yang bergerak di bidang industri stratejik, antara lain PT Dirgantara Indonesia, PT PAL dan PT Pindad.
2) Maritim/Kelautan
MoU on Maritime Cooperation telah ditandatangani pada bulan April 2005 oleh kedua negara di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden RRT ke Indonesia. Dalam rangka mengimplementasikan MoU, pada bulan Desember 2007 telah diselenggarakan pertemuan Joint Technical Committee RI-RRT untuk membahas program-program konkrit di bidang kelautan, terutama terkait dengan capacity-building dan joint research.


3) Penanganan Illegal Logging
Kedua negara telah menandatangani MoU concerning Cooperation in Combating Illegal Trade of Forest Products tahun 2002. Namun demikian, mengingat maraknya kayu hasil pembalakan liar di Indonesia yang masuk ke RRT, maka perlu diadakan revitalisasi kerjasama RI-RRT untuk memaksimalkan upaya implementasi MoU.
4) Hukum dan Penanggulangan Kejahatan Lintas Batas
Dalam rangka meningkatkan kerjasama di bidang hukum, telah diupayakan peningkatan kerjasama antara instansi-instansi terkait di kedua negara. RI-RRT telah membentuk Perjanjian Bantuan Hukum Timbal Balik dan saat in tengah mengupayakan terbentuknya MoU Kerjasama Anti-korupsi antara KPK dan Kementerian Supervisi RRT. Pihak RRT juga pernah menyampaikan kesiapannya untuk memulai perundingan mengenai suatu perjanjian ekstradisi.

b) Bidang Ekonomi
1) Investasi
Secara akumulatif, RRT merupakan negara penanam modal terbesar nomor 5 di Indonesia dengan nilai US$ 8 miliar. Beberapa perusahaan RRT seperti China National Offshore Oli Corporation (CNOOC), Petro China, Alcatel Shanghai, CITIC, Haier, KONKA, Huawei Technology, ZTE Corporation, dan China Railways Engineering Corporation dan lain sebagainya telah menanamkan modalnya di Indonesia. Namun demikian, masih banyak peluang bagi berkembangnya nilai investasi RRT di Indonesia, terutama mengingat keterkaitan ekonomi yang semakin meningkat.
2) Perdagangan
Pada tahun 2001-2006 volume perdagangan RI-RRT mencapai masing-masing US$ 6,7 miliar, US$ 9,2 miliar, US$ 10,23 miliar, US$ 13,46 miliar, US$ 16,8 miliar dan US$ 19,06 milyar. Dalam periode tahun tersebut, Indonesia selalu mengalami surplus dalam perdagangan dengan Tiongkok. Namun, pada tahun 2006, data menunjukan trend trade balance yang semakin seimbang.
Total volume perdagangan RI-RRT tahun 2006 mencapai US$ 19,06 miliar atau meningkat sebesar 13,62% (yoy), dengan perincian ekspor RI ke RRT US$ 9,61 milyar dan impor RI dari RRT US$ 9,45 milyar atau surplus bagi Indonesia sebesar US$ 156,53 juta.
Kedua negara berharap volume perdagangan bilateral dapat terus ditingkatkan dan akan mencapai nilai US$ 20 miliar pada tahun 2008 dan US$ 30 miliar pada tahun 2010.
3) Proyek Energi
Peningkatan kerjasama sektor energi RI-RRT terlihat dengan berjalannya berbagai proyek seperti Proyek PLTU Cilacap 2x300 Mw dan PLTG Palembang Timur 150 Mw serta supply LNG dari Tangguh Indonesia bagi Provinsi Fujian sebesar 2,6 juta ton/tahun selama 25 tahun.
PM Wen Jiabao dalam pertemuan bilateralnya dengan Presiden RI di Nanning pada bulan Oktober 2006, telah menyampaikan dukungannya atas fast track program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW di Indonesia. Berkaitan dengan ini, KBRI Beijing telah melakukan penjajagan dan mendorong partisipasi perusahaan RRT yang mempunyai penawaran harga kompetitif (US$700/KW), jadwal konstruksi 28-36 bulan, dan manufaktur yang mampu menyediakan peralatan dalam waktu singkat. Dalam perkembangannya, tidak sedikit dari BUMN RRT yang berhasil memenangkan tender pembangunan coal-fired power plant di Indonesia.
4) Proyek Pembangunan
Sebagai ungkapan keinginan ikut serta dalam upaya pembangunan infrastruktur di Indonesia, Pemerintah RRT semenjak Maret 2002 telah memberikan Preferential Buyer’s Credit (loan) sejumlah US$800 juta. Loan tersebut telah diperuntukan bagi pendanaan berbagai proyek pembangunan di Indonesia yaitu : Proyek Cirebon Kroya Double Track Railway, PLTU Labuhan Angin 2x115Mw, Proyek Jembatan Nasional Suramadu, Proyek Waduk Jatigede Cirebon, Jawa Barat serta proyek PLTU Parit Baru di Kalimantan Barat.
Bersamaan dengan penandatanganan Deklarasi Kemitraan Strategis RI-RRT, RRT memberikan additional grants sebesar RMB 30 juta. Dalam kaitan ini, RRT juga telah menandatangani berbagai agreement dan exchange of letters mengenai technical renovation 4 (empat) industri stategis dan Construction of Earthquake-Generated Tsunami Early Warning System.

c) Bidang Sosial Budaya
1) Kesehatan
Pada pertemuan pertama mekanisme Dialog Tingkat Menko-State Councilor bulan September 2006, Pemerintah RRT telah menyampaikan komitmen pemberian bantuan senilai RMB 20 juta kepada Pemri untuk penanggulangan flu burung di Indonesia. Untuk itu, diharapkan RI segera menyampaikan proposal proyek konkrit.
2) Pariwisata
Melalui penandatanganan MoU mengenai kerjasama pariwisata Budpar RI-China National Tourism Administration RRT di Jakarta tanggal 10 Juli 2000, serta fasilitas Visa on Arrival kepada RRT, diharapkan jumlah pengunjung RRT ke Indonesia dapat meningkat.
Namun demikian, diperlukan peran aktif oleh berbagai instansi Pemri untuk mewujudkan upaya meningkatkan kunjungan warga Tiongkok ke Indonesia. Peristiwa Mei 98, sedikit banyak masih terasa pengaruhnya di sebagian warga Tiongkok. Masih terdapat anggapan Indonesia tidak aman, diskriminatif terhadap warga etnis Tionghoa, dan banyak menyulitkan pengunjung terutama yang kurang informasi. Oleh karena itu, anggapan semacam ini perlu disikapi secara bijak, dengan upaya promosi citra yang proper, tepat guna dan tepat sasaran dengan membuka jalur bagi terjalinnya seluruh jaringan komunikasi melalui segala media yang bisa dijangkau masyarakat kedua negara.


BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari pembahasan di atas, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.
1. Sistem pemerintahan RRC dipimpin oleh seorang Presiden yang berlaku sebagai kepala negara RRC dan wakil tertinggi Cina baik secara internal maupun eksternal. Jabatan presiden adalah suatu alat Negara independen dan yang penting komponen organ Negara.
2. RRC merupakan suatu negara komunis. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis. Tiada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Rezim RRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis.
3. Perbedaan Politik Republik Rakyat Cina dan Republik Cina. Sistem politik Republik Rakyat Cina menggunakan asas komunis. Sedangkan Republik Cina memiliki sistem politik yang berbeda dengan sistem politik di RRC, menggunakan asas demokrasi dan liberalisme yang umum digunakan negara-negara barat.
4. Hubungan kerja sama Cina dengan Indonesia yaitu :
a. Bidang politik yang meliputi : pertahanan dan keamanan, maritim/ kelautan, penanganan illegal logging, hukum dan penanggulangan kejahatan lintas batas.
b. Bidang ekonomi yang meliputi : investasi, perdagangan, proyek energi dan proyek pembangunan.
c. Bidang sosial-budaya yang meliputi : kesehatan dan pariwisata.




DAFTAR PUSTAKA

Enoh, Moch. 1992. Geografi Regional China. Surabaya : University Press IKIP Surabaya.
http://beast666.darkbb.com/politik-china-f13/belajar-dari-jatuh-bangun-politik-dan-ekonomi-china-t61.htm
http://beritasore.com/2008/01/21/hubungan-politik-ri-china-diharapkan-tetap-baik-tahun-2008/
http://gendoetblog.blogspot.com/2009/01/hubungan-internasional-dan-organisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Republik_Cina
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Cina
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/hubungan internasional/ penyelesaian-sengketa-internasional
http://wangipir.blogspot.com/2010/01/emperor-of-china.html
http://www.antara.co.id/print/1232258452
http://www.ceritanet.com/1cina.htm
http://www.google.co.id/#hl=id&q=pentingnya+hubungan+politik+antar+negara&start=20&sa=N&fp=983862b504061180
http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/2002-November/000442.html
http://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kegiatan/tahun-2010/228-ekonomi-politik-cina-setelah-tiga-dekade-reformasi-ekonomi
http://www.indonesianembassy-china.org/id/relations.html

Selasa, 17 November 2009

SK : Menganalisis wilayah dan perwilayahan

KD : Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan, serta interaksi sosial antara desa dan kota

Rabu, 29 April 2009

IDENTIFIKASI CIRI-CIRI PEDESAAN/PERKOTAAN

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Geografi sebagai ilmu pengetahuan memberikan gambaran mengenai fenomena yang terjadi di permuukaan bumi baik fenomena fisik maupun fenomena sosial. Secara umum fenomena ini disebut sebagai fenomena geosfer yaitu perwujudan peristiwa atau gejala yang terjadi karena keberadaan sesuatu dalam ruang dipermukaan bumi yang bila ditinjau dari aspek – aspek keruangan(letak, luas, bentuk dan batasnya dalam ruang) atau secara keruangan, memiliki pola – pola tersendiri yang dapat dibedakan dari tempat atau ruang yang satu ke yang lain(lucianus sudaryono, 2007). Untuk itu sebagai ahli geografi dalam melihat setiap masalah yang dikaji berdasarkan konsep fenomena geosfer. Fenomena geosfer tidak mungkin berdiri sendiri pasti dipengaruhi unsur – unsur lainya misalnya terjadinya banjir disuatu tempat pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti kemiringan lereng, jenis tanah, jenis penggunaan lahan, banyaknya curah hujan, dan panjang lereng. Dalam mengkaji wilayah ahli geografi menggunakan tiga analisis yaitu analisis keruangan, analisis keekologian, dan analisis kewilayahan. Analisis keruangan menjelaskan keberadaan suatu objek kajian dalam ruangn yang memiliki pola tersendiri dari tempat atau ruangan lain. Analisis ekologi mejelaskan tentang hubungan atau interaksi antara unsur – unsur yang ada disuatu tempat. Sedangkan analisis kewilayahan memadukan analisis keruangan dan analasis ekologi dalam mengkaji wilayah sehingga pada akhirnya dapat dilakukan prediksi dan pengendalaian terhadap lingkungan.

Keberadaan kota dan desa merupakan hal yang penting bagi ahli geografi. Perbedaan yang mendasar antara desa dan kota menyebabkan pengetahuan tentang arti dan ciri – ciri keduanya menjadi penting. Hal ini menyebabkan pengkajian wilayah tersebut apakah termasuk desa atau kota menjadi penting. Disamping itu penentuan wilayah termasuk kota atau desa akan berpengaruh terhadap arah pembangunan yang akan dilaksanakan disana sehingga potensi pada tempat tersebut dapat dimaksimalkan.

Tujuan

Untuk mengidentifikasi ciri – ciri desa, wilayah pinggiran kota, dan kota
Manfaat
Manfaat Teoritis
Hasil tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang wilayahnya.

Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah daerah agar dalam melakukan pembangunan sesuai dengan tujuan dari tempat atau wilayah yang akan dilakukan pembangunan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kota
Pengertian Kota Banyak para ahli yang menulis tentang pengertian kota. Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik. Hofmeister seorang ahli geografi menjelaskan secara umum bahwa kota adalah suatu pemusatan keruangan dari tempat tinggal dan tempat kerja manusia yang kegiatannya umuum disektor sekunder dan tersier, dengan pembagian kerja kedalam dan arus lalu lintas yang beraneka antara bagian – bagiannya dan pusatnya, yang pertumbuhannnya sebagian besar disebabkan oleh tambahan kaum pendatang, dan mampu melayani kebutuhan barang dan jasa bagi wilayah yang jauh letaknya. Max Weber mendefinisikan kota yaitu apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

Awal terbentuknya kota adalahh sangat sederhana yaitu sekelompok manusia tinggal disuatu tempat yang tinggal menetap(pastoral). Hariyono(2007) membagi perkembangan kota menjadi beberapa tahap yaitu dimulai pada kota pra industri yang bersifat agraris sangat menonjol, kemudian berkembang menjadi kota industry dengan sistem ekonomi natural berubah menjadi capital, dikuti oleh kota post modern, pada kota inii teknologi sudah berkembang sangat pesat. Kebutuhan manusia sebagian besar dilayani oleh hasil teknologi. Kota global adalah kota yang penduduknya banyak melakukan aktifitas di negeri lain. dan tterakhir adlah kota cosmopolitan yang merupakan kota masa depan yang masih merupakan impian Menurut Hartshorn(1980) dalam Koestoer(2001) membagi kota menjadi tiga pola yaitu; a). Pola linier, kota – kota berjajar sepanjang jalur transportasi(suungai, kereta api, dan pantai). b).Pola kantong, merupakan kota – kota besar yang mengelompok. c). Pola hierarki, bebrapa kota dengan ukuran yang berbeda dalam satu wilayah terpola dengan teratur.

Ciri – ciri Kota
Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme). Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Desa kota(urban fringe)

Desa kota(urban fringe) atau yang disebut sebagai daerah suburbia menurut kurtz dan Eicher(Daldjoeni, 1998) mengajukan lima definisi dari rural – urban fringe sebagai berikut:Kawasan dimana tata guina lahan rural dan urban saling bertemu dan mendesak di preferi kota, Rural urban fringe meliputi semua suburbia, kota satelet dan teritorium lain yang berlokasi langsung dilua kota dimana tenaga kerja terlibat di bidang non agraris, Suatu kawasan yang letaknya diluar perbatasan kota yang resmi, tetapi masih ada didalam jarak melaju(comuting distance), Kawasan diluar kota yang penduduknya berkiblat ke kota(urban oriented residents, Suatu kawasan pedesaaan yang terbuka, yang dihuni oleh t6orang – orang yang bekerja di kota., Suatu daerah imana bertemu mereka yang berpangupa jiwa di kota dan di desa. Whynne – Hammond (Daldjoeni, 1998) seorang geograf memberikan empat alasan tumbuhnya wilayah pinggiran kota sebagai berikut: pertama meninggkatnya pelayanan trasportasi kota yang memudahkan orang untuk bertempat tinggal jauh dari tempatnya bekerja. Kedua, bertambahnya jumlah penduduk suburban, ketiga, meningkatnya taraf kehidupan penduduk suburbia memungkinkan mendapatkan rumah yang lebih baik, entah jenis sewaan atau milik sendiri. Keempat, gerakan pendirian bangunan pada masyarakat yang dibantu pemerintah lewat kredit bank yang ditunjuk, malancarkan pemilikan rumah di luar kota.

Desa
Pengertian desa
Dalam arti umum desa dapat diartikan sebagai pemukiman manusia yang terletak diluar kota dan penenduduknya bermatapencahariansebagai petani. Bintarto(1977)dalam Daldjoeni(1998) mendifinisikan desa secara geografi yaitu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur – unsur geografis, sosial, ekonomi, politis dan cultural yang ada dalam hubungannya dari pengaruh timbale balik dengan daerah – derah lainnya. Ada juga yang mendifinisikan desa sebagai pemukiman yaitu suatu tempat dimana penduduk tinggal bersama untuk bertahan hidup dan melanjutkan keturunan. Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ciri – ciri desa

Banyak sekali buku dan referensi yang mengkaji tentang ciri – ciri desa. Latar belakang kondisi geografis suatu desa berpengaruh terhadap ciri – ciri desa Daldjoeni(1998) menguraikan ciri – ciri desa sebagai berikut. Desa dan masyarakatnya mempunyai hubungan yang erat dengan alam sekitarnya. Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka. Penduduk desa merupakan unit kerja yang jumlahnya relatif kecil dan struktur ekonomi umumnya agraris.

Masyarakat desa mewujudkan suatu paguyuban atau menurut sosiologi disebut suatu Gameinschaft dimana ikatan kekeluargaan sangat erat. Dalam makalah yang ditulis oleh Pusat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra dalam www.google.co.id/desa disebutkan beberapa ciri masyarakat pedesan. Diantaranya adalah: Sederhana, sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal yaitu; secara ekonomi memang tidak mampu dan secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh”, Sebagai “orang Timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau “unggah-ungguh” apabila, bertemu dengan tetangga, berhadapan dengan pejabat, berhadapan dengan orang yang lebih tua/dituakan, berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi, dan berhadapan dengan orang yang tinggi tingkat pendidikannya\ Guyub, kekeluargaan. Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari mereka. “Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka miliki.
Menghargai (“ngajeni”) orang lain. Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan “ngajeni”.

Suka gotong-royong. Salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki dihampir seluruh kawasan Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat Jawa lebih dikenal dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta merta mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-membahu meringankan beban tetangganya yang sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian materiil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak, bathi sanak”. Yang kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat keuntungan bertambah saudara.\
Religius. Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya: tahlilan, rajaban, Jumat Kliwonan, dll.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No Deskripsi Fenomena Keterangan 16 persawahan sawah Kedesaan 17 persawahan Sawah Jalan Desa Jalan Dusun Kedesaan 18 persawahan sawah Kedesaan 25 Persawahan Sawah Jalan Dusun Kedesaan 26 persawahan Sawah Kedesaan 27 Permukiman Jalan dusun Jalan desa Rumah penduduk Kekotaan 28 persawahan Sawah Rumah Penduduk Kedesaan 35 Persawahan Sawah Rumah Penduduk Kedesaan 36 Persawahan Sawah Rumah Penduduk Jalan dusun Kedesaan 37 Persawahan Sawah Kedesaan 38 Persawahan Sawah Kedesaan 39 Persawahan Sawah Kedesaan 40 Persawahan Sawah Kedesaan 43 Pemukiman Rumah Penduduk Jalan Dusun Kekotaan 45 Persawahan Sawah Kedesaan 46 Persawahan Sawah Jalan Dusun Kedesaan 47 Persawahan Sawah Kedesaan 48 Persawahan Sawah Jalan Desa Kedesaan 49 Persawahan Sawah Kedesaan 53 Persawahan Sawah 54 Permukiman Rumah penduduk Sawah Kekotaan 55 Persawahan Jalan dusun Sawah Kedesaan 63 Persawahan Sawah Kedesaan 64 Persawahan Sawah Kedesaan 65 Persawahan Sawah Jalan Dusun Kedesaan 66 Persawahan Sawah Jalan Dusun Jalan Desa Kedesaan 72 Persawahan Sawah Jalan Dusun Kedesaan 73 Persawahan Sawah Jalan Dusun Kedesaan 74 Persawahan Sawah Kedesaan 75 Persawahan Sawah Kedesaan 76 Persawahan Sawah Kedesaan Analisis Grid Peta Desa Sukorame Dengan melihat tabel diatas maka dapat diketahui: = 3 dan = 100 Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui desa sukorame termasuk kota, desa kota, atau kota sebagai berikut: MGr = 3 % menunjukkkan bahwa desa sukorame termasuk DESA sesuai dengan klasifikasi Russwerm yaitu <> Data Monogarafi Desa Sukorame Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan bulan februari tahun 2009 terlampir.
Pembahasan
Data Monografi menunjukkan bahwa Desa Sukorame adalah desa yang terletak di Kabupaten Lamongan yang mempunyai batas – batas sebagai berikut; Sebelah utara berbatasan dengan Desa Banjar gondang, Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kedung kumpul, Sebelah barat berbatasan dengan desa Mragel, dan Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sewor dan mempunyai luas desa/ kelurahan seluas 616,574 Ha.
Perhitungan dengan metode klasifikasi Russwerm menunjukkan bahwa desa sukorame termasuk dalam kelompok desa yaitu sebanyak 3(tiga) persen dengan sebagian besar penggunaan lahan adalah sawah, hal ini didukung dengan data monongrafi yaitu sebanyak 5.708.729 Ha adalah sawah dan ladang.
Sebagian besar penduduk bermata pencaharian di sektor agraris yaitu sebanyak 4240 orang bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini sesuai ciri – ciri desa yang diungkapkan oleh Daldjoeni(1998) yaitu Penduduk desa merupakan unit kerja yang jumlahnya relatif kecil dan struktur ekonomi umumnya agraris. Hal senada juga yaitu penduduk desa sukorame mengolah tanahnya sesuai dengan musim yang ada di Indonesia yaitu pada musim penghujan mereka menanam padi dan sedangkan pada musim kemarau mereka menanam jagung atau tembakau sehingga sesuai dengan Ciri pertama yang di ungkapkan oleh Daldjoeni yaitu desa dan masyarakatnya mempunyai hubungan yang erat dengan alam sekitarnya. Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka.

Selain yang diungkapkan diatas masyarakat Desa Sukorame memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi hal ini dapat terlihat dari kehidupan sehari – hari mereka yang saling membantu daalam segala hal. Misalnya dalam memanen padi,. Mereka tidak menggunakan sistem bayaran tetapi mereka mengunakan sistem gantian yaitu bergantian dalam membantu memanen padi dari satu orang ke orang lainnya atau bisa disebut. Disamping itu rasa gotong – royong yang tinggi juga menjadi ciri kehidupan sehari – hari mereka. Seperti dalam membangun rumah atau jalan, mereka tidak harus dibayar untuk melaksanakan semua itu, mereka hanya perlu disuruh dan diberi makan sesuai dengan kebutuhan maka mereka akan melaksanakan dengan seungguh – sungguh. Ciri kekeluargaan dan gotong – royong yang tinggi sesuai dengan yang di ungkapkan dalam makalah yang ditulis Pusat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra.

BAB IV

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan perhitungan klasifikasi Russwerm diperoleh hasil bahwa Desa Sukorame termasuk dalam kelompok desa yaitu sebanyak 3 %. Selain itu berbagai ciri – ciri yang menunjukkan bahwa Desa Sukorame adalah Desa juga telah diungkapkan dengan jelas pada pembahasan seperti struktur ekonomi umumnya agraris, iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka, kekeluargaan dan gotong – royong yang tinggi. Sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa Desa Sukorame Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan termasuk wilayah desa.

Saran

Analisis menunjukkan bahwa Desa Sukorame Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan adalah desa sehingga disarankan agar pembangunan desa sukorame lebih dimaksimalkan sesuai dengan tujuan pembangunan desa.


Daftar Pustaka
Daldjoeni. 1998. Geogrfi desa kota. Bandung: PT Alumni. Hariyono, P. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: PT Bumi Aksara. Koestoer, dkk. 2001. Dimensi Keruangan Kota. Jakarta: UI press. Makalah Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra Dalam www.Google.co.id/desa diakses tanggal 11 april 2009 jam 14.05.